ALLAH, Engkau Pangeranku.

Saat ada kesedihan, Allah yang menemani.

Allah.. Engkau sebaik-baiknya penolong, Engkau sebaik-baiknya pelindung, Engkau sebaik-baiknya pendengar. Aku hanya berkeluh kesah pada-Mu, Rabbku.

Karena-Mu, aku tak merasa sendiri. Karena-Mu, aku tak merasa kesepian. Karena-Mu, aku tak merasa putus asa.

Aku ingin Engkau Bangga padaku.

Jangan tinggalkan hamba-Mu ini yaa Rabb..

Proton

Saat berusaha mendidik hati agar selalu husnudzon, ternyata banyak sekali ujian dari Allah.

Salah satunya pas ditawari beli pasta gigi herbal. Aku mau beli. Tapi pas dilihat, kardus kemasannya sudah rusak. Pas dibuka kardusnya, kok pasta yg bagian bawahnya kayak habis dipencet. Aiiih.. kenapa datang tuh pikiran aneh begitu.

Tapi alhamdulillah Allah menggerakkan hatiku utk percaya sama ibu itu. Ibunya baik bgt, gak mungkin kasih barang yg bekas pakai. Alhamdulillah Allah menjaga lisanku shg akhirnya bisa kuurungkan pertanyaan–yg mungkin kalau ditanyakan bisa bikin ibunya gak enak hati. Akhirnya kubeli pasta gigi itu.

Sampai rumah, masih kepikiran, masa ini bekas [?]. Akhirnya kubuka tutup pastanya. Subhanallah, disegel! Hiksss.. Allah.. 😭

Jazakumullah utk para guru husnudzon di sekelilingku. Semoga Allah selalu menyayangi kalian ❤

Karena mendidik itu tidak mendadak, semoga Allah senantiasa menjaga hati, pikiran, lisan dan tangan kita utk istiqomah dalam kebaikan.

langit

Meski berjauhan, kita masih di bawah langit yg sama, ya.

Sama-sama mengetuk langit yg sama dengan do’a agar terkabulnya harapan sesuai dengan kehendak-Nya.

Sama-sama meneteskan do’a pada bumi, berharap langit menerima uapnya.

Sama-sama menunggu hujan dari uapan-uapan do’a, sampai ia menjadi keberkahan dari-Nya.

Langit ini luas. Tapi tak mustahil bagi Allah untuk membuat disana dan disini tiba-tiba hujan bersamaan.

Do’a

… Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku… (2 : 186)

Ya. Tidak ada do’a yang tidak dikabulkan Allah. Saat harapan semua bertumpu pada Allah, Allah pasti mengabulkannya.

Do’a itu menakjubkan. 🙂

Dia bisa…

mendekatkan yang jauh..

menyenangkan yang sedih..

menguatkan yang lemah..

melunakkan yang keras..

dan masih banyak lagi

intinya.. dengan do’a, persepsi ketidakmungkinan kita berubah menjadi kemungkinan, dan itu semua karena Allah.

Meski memang lebih seringnya kita diuji kesabaran karena pengabulannya tidak selalu langsung diberikan. Ada do’a-do’a yang langsung diijabah oleh Allah seketika itu, ada yang ditunda, ada yang digantikan dengan yang lebih baik menurut-Nya. Tapi intinya do’a kita didengar Allah. 🙂

Saat sujud, itulah waktu yang paling dekat dengan Allah. Maka dianjurkan untuk memperbanyak do’a ketika bersujud. Kata teman mah, “Sujud itu menakjubkan, kita berbisik ke bumi tapi didengar oleh langit” 🙂

Yuk, berdo’a 🙂

semoga Allah izinkan

Selepas studi S1, tinggal di Kota Angin ini adalah ‘sesuatu’ sekali hehe.. banyak hal, pergolakan batin, beberapa perubahan kebiasaan dan penemuan karakter yang “oh ternyata inilah hidup yang sesungguhnya”. hehe..

Kalau Allah tak kuatkan, aku (sangat) lemah.

Meski ‘sesuatu’, banyak hal yang menguatkan. Itu semuanya karena Allah. Allah kabulkan apa keinginanku. Berkumpul dengan kebaikan, orang-orang yang baik, dan mudah-mudahan istiqomah dengan segala kebaikan ini, aamiin..

Allah Maha Baik. Allah beri aku kesempatan menghapal di tengah-tengah kesibukan. Allah beri jalan aku bisa berkecimpung di Rumah Tahfidz, bertemu dengan para al-hafidz dan para mujahid-mujahidah.

Tapi ketika memiliki niat lurus, Allah uji. Ya, kini, ketika keluangan menghampiri, aku sulit menghapal. Dan banyak hapalanku melayang, menghilang. Padahal waktuku lebih luang dari sebelumnya. Astaghfirullah..

Yaa muqallibal quluub.. Tsabbit qolbi ‘aladdiniik..

Bulan depan munaqosah (lagi). Allah.. mudahkanlah.. Allah..aku ingin jadi keluarga-Mu di dunia.. Izinkan.. izinkan.. izinkan aku menjadi seorang pengahafal yang memiliki hafalan mutqin.

Bapak, rindu sekali rasanya.. aku ingin bertemu bapak meski di mimpi.

Semoga nanti bisa memberi mahkota dan jubah kemuliaan di akhirat buat bapak dan mamah..

Allah Langsung Menjawab Celetukanku

Aku mengikuti sebuah unit di Salman sejak tahun 2010. Sampai tingkat akhir aku mengikuti unit tersebut. Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB, nama unitnya. Unit itu merupakan duniaku yg warna warni. Disana, telah banyak lukisan indah kudapat. Lukisan warna warni bak pelangi yg menghiasi fosil kehidupanku 🙂

Teman-teman disana beragam, kegiatannya pun beragam. Tapi seragam kesannya, menyenangkan 🙂

Lalu apa hubungannya tulisan ini dengan judul “dompet yang hilang?”

Oke. Saya ceritakan.. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2012 silam–saat aku jadi mahasiswa tingkat akhir (semester 7) di UPI.

Kegiatanku di kampus cukup padat. Tapi aku selalu tak mau ketinggalan acara yg asik di PAS. Biasanya setiap hari Sabtu-Ahad aku datang ke Masjid Salman ITB. Berkegiatan di sekre PAS, rapat, kadang ikut membantu media mengecat hablay, dan lain-lain (tak lupa mengambil secangkir teh manis hangat–yang gratis)

Nah, kejadiannya waktu itu hari Sabtu (tanggalnya lupa). Aku ada kegiatan di PAS. Sampai hampir maghrib, akhirnya aku shalat berjama’ah di masjid Salman.

Aku menaruh tas di sekre, tetapi barang penting (hp, dompet) kubawa. Kutaruh dompet di saku kardigan (kebetulan waktu itu aku mengenakan baju kardigan warna hitam yang kainnya agak menjuntai).

Ketika wudlu, aku masih menyadari adanya dompet di saku kardigan. Pun ketika shalat pun masih menyadarinya (karena ketika duduk terasa ada yg mengganjal di saku).

Setelah shalat, teh Nurul mengajakku pulang bersama teman-teman lainnya. Akhirnya kami bergegas ke sekre PAS (letaknya di lantai 3 gedung kayu). Setelah itu kami menuju kantin untuk menunggu teman-teman yang lainnya. Di kantin, sekitar 10 menit kami menunggu sambil mengobrol ngalor-ngidul. Setelah itu kami pulang.

Kami sekitar 5 orang menaiki mobil angkot jurusan kalapa-ledeng. Di perjalanan, teh Nurul berkata,

“Ti, udah ga usah kasih ongkos, biar dari teteh aja ya 🙂 ”

Baca lebih lanjut